Senin, 09 April 2012

Apa Itu Sayyid-Syarifah Dan Ahlul-BaitNya

Sayyid (bahasa Arab: سيد‎ ) (jamak : Sadah) adalah gelar kehormatan yang diberikan kepada orang-orang yang merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW melalui cucu beliau, Hasan bin Ali dan Husain bin Ali, yang merupakan anak dari anak perempuan Nabi Muhammad SAW, Fatimah az-Zahra dan menantunya Ali bin Abi Thalib. Keturunan wanita mendapatkan gelar berupa Sayyidah, Alawiyah, Syarifah atau Sharifah.
Beberapa kalangan muslim juga menggunakan gelar sayyid untuk orang-orang yang masih keturunan Abu Thalib, paman Nabi Muhammad, yaitu Abbas, serta Ja'far, Aqil dan Thalib.

Gelar ini tidak sama dengan nama yang lebih populer seperti "Sa'íd" atau "Said", yang berasal dari bahasa Arab, yang berarti bahagia. kata lain yang sering disalah pahami sebagai sayyid adalah syahid, istilah dalam bahasa Arab untuk seorang martir.
Kata ini (sayyid) secara harfiah berarti Tuan, kata dalam bahasa Inggris yang artinya paling mendekati adalah Sir atau Lord. Dalam dunia Arab sendiri. Kata ini sering ditukar dengan "Pak..", misal : Sayyid John (Pak John). Kata yang mempunyai konsep yang sama (dengan sayyid) adalah sidi (berasal dari bahasa Arab sayyidi) yang digunakan di Arab bagian Barat.
Alevis menggunakan seyyid (di Turki) sebagai penghormatan pada nama dan diletakkan sebelum nama orang-orang yang dianggap suci di kalangan mereka.
Kata lain dalam bahasa Arab yang mirip adalah syekh dan syarif. Keturunan dari Hasan bin Ali yang pernah memerintah Makkah, Madinah, Iraq pada masa Kesultanan Turki Utsmaniyah dan sekarang di Yordania, yaitu Hasyimiyah juga menggunakan gelar Syarif.
Dalam Dunia Arab istilah Syarif digunakan oleh keturunan Hasan bin Ali, sedangkan gelar Sayyid digunakan oleh keturunan Husain bin Ali.

Ahlul-Bait (Bahasa Arab: أهل البيت) adalah istilah yang berarti "Orang Rumah" atau keluarga. Dalam tradisi Islam istilah itu mengarah kepada keluarga Muhammad. Terjadi perbedaan dalam penafsiran baik Muslim Syi'ah maupun Sunni. Syi'ah berpendapat bahwa Ahlul Bait mencakup lima orang yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husain sebagai anggota Ahlul Bait (di samping Muhammad). Sementara Sunni berpendapat bahwa Ahlul Bait adalah keluarga Muhammad dalam arti luas, meliputi istri-istri dan cucu-cucunya, hingga kadang-kadang ada yang memasukkan mertua-mertua dan menantu-menantunya.


Di dalam satu riwayat dimana sahabat Abi Hurairah berkata, bahwa Rasulullah SAW bersabda (yang mafhumnya) : "belajarlah dari keturunan kamu, dimana dengan demikian kamu dapat menyambung tali persaudaraan kamu" (HR. Ahmad, Attirmizy dan al-Hakim), 


Dan juga di dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda (yg mafhumnya) :
“Setiap sebab dan nasab terputus pada hari kiamat kecuali sebab dan nasabku.” (HR.Ahmad, al-Hakim, Bayhaqy dan Attabarany).

Jadi dengan dasar seperti yang diatas itu, para leluhur kita mengutamakan nikah dengan sesama, yakni untuk menjaga keturunan. 

Mungkin ada yang bertanya, kan keturunan itu melalui dari Ayah, sedangkan Ayahnya Imam Hasan dan Imam Husain itu sayyiduna Ali Ibnu Abi Thalib radhiyallahu anhum bukan Rasulullah SAW?

Jawabnya adalah itu satu pengkhususan terhadap nabiyyuna al-Musthafa sallallahu wasallama alaihi wa ala aalihi wasahbihi wasallam, dimana di dalam satu riwayat juga disebutkan bahwa Baginda Rasulullah SAW (mafhumnya) : Artinya : "Semua bani Untsa (manusia) mempunyai ikatan keturunan keayahnya, kecuali anak-anak Fathimah, maka kepadakulah bersambung ikatan keturunan mereka dan akulah ayah-ayah mereka.". (HRAth-Thabrani).

Jadi bukan karena fanatik tetapi karena menjaga keturunan. Wallahu A'la wa A'lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar